Riview Buku ; Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan

buku novel yang berjudul 'aku lupa bahwa aku perempuan' ditulis oleh ihsan abdul quddus novel ini lebih menceritakan seorang perempuan yang memperjuangkan ambisi, karir dan cintanya. tokoh pertama dalam novel ini bernama suad. suad merupakan seorang perempuan yang dari kecil dia memiliki peran yang sering dimiliki oleh laki-laki pada saat itu. seperti memimpin demo, aktif dalam organisasi dan lain-lain. 

menurut aku bagi kalian yang suka dengan isu feminisme dan kesetaraan gender. wajib banget buat baca novel ini. karena segala problematika perempuan dalam buku ini sangat menggambarkan realitas di indonesia. novel ini bener-bener bikin aku penasaran banget disetiap bagiannya. jadi kita tuh ga merasa baca novel yang kaya biasanya. tetapi kaya curhatan suad sebagai perempuan yang memiliki ambisi dan problematikanya. 

menggambarkan problem perempuan dari mulai perempuan menempuh pendidikan, perempuan memilih untuk menikah dan perempuan memilih untuk bercerai, dan novel ini pun menceritakan seorang perempuan yang bernama suad ketika janda. begitu banyak stigma atau sterotype negatif yang menimpanya. 

suad merupakan perempuan yang memperjuangan kesetaraan gender dan dia aplikasikan tidak hanya dalam organisasinya tetapi rumah tangganya. walaupun dia berkali-kali gagal dalam berumah tangga. tetapi sosok suad perempuan yang pintar dan berani harus menjadi cerminan bagi kita ssebagai perempuan. untuk percaya diri dalam pilihan yang kita ambil. 

yang bikin tertarik lagi, penulis novel ini seorang laki-laki. ada yang mengatakan bahwa penulis ini tuh mengkritik feminisme. secara eksplisit penulis novel ini tuh kaya membawa pembaca jangan menikah dengan perempuan yang memperjuangkan kesetaraan gender dan seorang feminis nanti nikahnya gagal terus sama kaya tokoh utama dalam novel ini. 

tapi menurutku novel ini tuh menjadi pembuktian dan ngerombak stigma negatif kepada seorang feminis, bahwa untuk menjadi seorang yang memperjuangkan kesetraan gender ga harus perempuan. dan penulis merombak akan hal itu dalam isi novelnya. bahwa susah banget loh jadi perempuan. apalagi perempuan yang berkarir dan memiliki ambisi untuk meraih cita-citanya.

perjuangan untuk meraihnya tuh ga segampang laki-laki. bahkan dua kali lipat susahnya. apalagi ditambah ketertindasan perempuan baik dalam segi struktural maupun kultural yang udah berabad-abad lamanya. novel ini menggunggah ambisi buat aku sebagai perempuan. jarang banget aku baca novel yang dimana karakter tokoh utamanya tuh tertular bagi yang membacanya. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gadis Kretek : Perempuan perokok hingga Trauma 65

pembullyan yang dilakukan anak sekolah, salah siapa?

Haid bukan hal yang tabu!