SMANSA of experience

 Hari pertama mengajar, menyadarkan aku kalo menjadi seorang guru itu ga mudah. Banyak anggapan bahwa menjadi seorang guru merupakan profesi yang gampang dan gaada nilainya, ada salah-satu teman yang kata-katanya menyepelekan profesi seorang guru “eh nanti mau jadi apa kalo lulus pop? Masa jadi guru doang” dari kata-katanyapun udah menggambarkan kalo dia memandang bahwa jadi guru itu bukan profesi yang diminati sekarang ini. Wajar banyak yang beranggapan seperti ini, karena salah satunya adalah gaji guru yang sedikit. 

Hari ini hari pertama aku mengajar di sekolah SMAN 1 kota bogor, yang pasti deg-degan karena berhadapan dengan siswa yang jauh lebih banyak pengalamannya. Apalagi di sekolah favorit dan bergengsi di kota bogor tentu hal itu menjadi tantangan untuk aku sendiri. Ditambah, menggunakan kurikulum merdeka yang sebelumnya belum aku pelajari dibangku perkuliahan. 

Kesalahan aku awal pertama mengajar banyak banget. Karena udah lama ga ngomong didepan orang banyak ditambah ga banyak baca materi apa yang mau diajarin ke mereka. itu kesalahan yang sangat fatal. Waktu aku mengajar 95 menit dengan menggunakan metode tutor sebaya, dimana mereka terlibat aktif dalam berdiskusi dan aktif mengemukakan pendapat. Ternyata, di kelas X yang aku ajarin aktif semua Cuma ada beberapa siswa yang mengantuk. 

Kelas X sekarang pastinya tantangan terbesar untuk pengajar yaitu harus bisa mengenal dunia mereka apalagi didunia digitalisasi sekarang ini. Aku menceritakan pengalamanku disini untuk merefleksikan diri dan juga harapannya tulisanku kali ini bermanfaat dan juga masukan untuk kalian yang membacanya. 

Oke, awal mengajar aku seperti biasa mengabsen, membaca tilawah bersama-sama dan memberikan mereka motivasi tentang sholat duha. Nah, kenapa motivasi aku tentang ibadah? Karena pengalaman aku waktu pesantren dan amanat kiyai aku yang memberi aku banyak pengalaman dan impacnya sudah aku rasakan. Jadi, aku pengen siswa itu merasakan nikmatnya mendapat keberkahan sholat duha setiap hari. Selanjutnya aku memberi mereka poin-poin materi tentang apa yang mau dipelajari kemudian membagi dalam 3 kelompok sesuai judul materi yang akan dibahas. Mereka mencari, berdiskusi apa yang aku perintahkan. Lalu setelah itu dalam satu kelompok satu orang yang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Nah satu orang itu yang dinamai tutor. 

Setelah itu aku mengevaluasi dari apa yang mereka lakukan dan membahas materi lagi yang kurang. Kesalahan aku saat menilai mereka adalah karena aku baru mengajar disana, aku kesulitan dalam memberi nilai karena pertama aku belum betul-betul hafal nama mereka, jadi aku kurang tau mana siswa yang lebih aktif dan mampu mengungkapkan pendapatnya. Lalu setelah itu, aku memberikan ruang buat mereka untuk bertanya. Siswanya aktif banget sampe ada 4 pertanyaan dan alhamdulilah bisa menjawab pertanyaan tersebut. Meskipun banyak sekali kekurangannya. Lalu 20 menit terakhir aku syok banget karena waktu masih banyak dan aku inisiatif menyuruh mereka untuk membuat saran dan masukan tentang aku mengajar. Dan mereka sangat jujur sekali. 

Masukan yang pertama yaitu mereka pengen jam pelajarannya ada games biar mereka ga ngantuk juga mengingat mereka generasi milenial mereka pengen belajar yang menyenangkan dan interaktif, kedua karena suara aku pelan mereka memberi masukan untuk lebih keras lagi suaranya, ketiga tulisan aku dipapan pada kecil-kecil mereka minta tulisan aku buat diperbesar lagi dan terakhir materi yang aku sampaikan kurang menyeluruh jadi mereka pengen materinya ada yang ditulis untuk ujian. 

Mungkin masukan itu bisa kalian praktekan dikelas kalian. Semoga bermanfaat ;)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gadis Kretek : Perempuan perokok hingga Trauma 65

pembullyan yang dilakukan anak sekolah, salah siapa?

Haid bukan hal yang tabu!