Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2022

Perlukah Bertoleransi?

Gambar
bertoleransi merupakan wujud islam yang rahmatan lil alamin. lalu apa yang dimaksud dengan toleransi? toleransi secara bahasa berasal dari bahasa inggris yaitu tolerance yang artinya membiarkan, sedangkan menurut istilah , toleransi yaitu hidup bersama dalam suasana saling menghargai dan menghormati. Di indonesia kita sadar dan tahu bahwa kita hidup disuatu negara yang heterogen yaitu, berbeda-beda agama, suka maupun ras. seharusnya kita bersyukur tinggal di indonesia yang penuh keberagaman, tetapi apakah benar masyarakat kita secara luas sudah bertoleransi? menurut laporan indeks kota toleran (IKT) tahun 2015 kota bogor menempati peringkat pertama kota paling intoleran yang artinya masyarakat tidak bertoleransi dari 10 kota yang ada di indonesia sekitar 5,21. data ini diambil dari setara instuete yang merupakan organisasi dengan tujuan untuk menghapus diskriminasi dan intoleransi. Pada acara pekan HAM yang dilaksanakan oleh kota bogor kemarin, dalam diksusi publik tentang keberagaman

Sejarah Munculnya Ahlusunnah Waljama'ah

  Ahlusunnah waljama'ah terdiri dari 3 kata ahlun yang berarti golongan atau kelompok, asunnah berarti apa yang diucapkan, dilakukan, ditetapkan oleh rasulullah saw dan aljama'ah yang berarti berkumpul. jika diabungkan maka ahlusunnah waljama'ah berarti golongan orang-orang yang mengikuti perkataan, perbuatan, ketetapan rasulullah saw.  lalu, bagaimana munculnya ahlusunnah waljama'a atau aswaja ini? mulanya ada aswaja ini dimulai dari pemerintahan ali khalifah ke-4 setelah rasulullah saw, kenapa bisa? ternayata setelah rasulullah saw meninggal dan kepemimpinan diambil alih oleh para sahabat rasul yang disebut khulafau rasyidin yaitu Abu bakar, Umar, Ustman dan Ali r.a, fitnah besar-besaran terjadi dan menimbulkan perpecahan.  awal mula perpecahan ini dari mulai masa pemerintahan ustman bin affan r.a, disebabkan karena peraturan atau tindakan yang dilakukan oleh ustman membuat reaksi yang tidak menguntungkan bagi ustaman sendiri. lalu perasaan tidak senang dengan u

Menanggapi Kasus Kekerasan Seksual Gunadarma

 Kasus kekerasan seksual makin mengakar tak ada ujungnya. Khususnya dalam perguruan tinggi atau kampus. Contohnya yang sekarang sedang diperbincangkan yaitu kasus kekerasan seksual di gunadarma.  Menangani kasus kekerasan seksual hal yang harus diperhatikan yaitu perspektif korban, bantu dampingi, dengar apa yang diceritakan. Karena berat sekali mengalami kekerasan seksual.  Marah terhadap pelaku wajar. Tapi memberikan hukuman berupa dilecehkan atau dirundung itu Yang salah. Sekarang kita punya payung hukum, perjuangan untuk mensahkannyapun bukan sesuatu yang mudah. Kita punya UU TPKS, dampingi. Lapor. Bukan malah sama-sama melecehkan.  Sekarang twitter ramai membicarakan pelaku, sibuk menghakimi orang lain. Bagiamana dengan kondisi korban??? yang seharusnya kita tolong malah dikesampingkan, Ini penting nya kita untuk saling mengedukasi, saling memahami bagaimana penanganan kasus kekerasan seksual. PR untuk kita semua.  PR untuk semua kampus membentuk Tim satgas Kekerasan Seksual!!! Ma

setara tak selalu sama

Gambar
akhir-akhir ini miskonsepsi tentang kesetaraan gender semakin luas, beragam perpsektif bahkan salah paham soal kesetaraan semakin menjamur. hal ini berakibat ketidakmauan seseorang belajar soal kesetaraan gender dan apa saja perjuangan-perjuangannya, tak dapat dipungkiri kebanyakan orang tidak mau untuk belajar soal kesetaraan gender yang 'katanya' berasal dari barat dan merusak citra islam.  tulisan sebelumnya sudah saya bahas mengenai perbedaan gender dan sex. maka selanjutnya kita bahas mengenai apa substansi dari kata kesetaraan itu sendiri. kesetaraan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu sejajar atau sama tinggi, sama tingkatnya, sebanding, sepadan dan juga seimbang. untuk memahami kesetaraan tak cukup pemahaman dari KKBI saja, mari kita coba bahas kesetaraan gender menurut perspektif dari yang lain.  menurut nurofiah kesetaraan gender merupakan sinonim dari keadilan, sehingga hal-hal yang tidak adil secara kemanusiaan itu perlu didobrak, karena manusia merupa

Peran Mahasiswa Dalam Melawan Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus

Gambar
  Ketidakadilan gender selalu menjadi masalah bagi kehidupan keseharian kita, tak terkecuali dalam perguruan tinggi. Dari mulai kasus kekerasan seksual, kepemimpinan laki-laki lebih banyak dari pada perempuan, hegemoni kepemimpinan maskulin, objektifikasi terhadap perempuan, dan masih banyak lagi. Permasalahan diatas banyak dialami oleh perempuan, dikarenakan perempuan dipandang sebagai manusia yang lebih rendah daripada laki-laki dan menganggap laki-laki memiliki peran lebih besar dari perempuan hal ini sering kita sebut budaya patriarki (Apriliandra & Krisnani, 2021) . Budaya patrarki ini membentuk pemikiran masyarakat, sehingga diyakini dan diimani oleh masyarakat yang dimanapemikiran tersebut merugikan perempuan,yang akhirnya terjadilah masalah ketidakadilan gender seperti disebutkan diatas. Cita-cita perjuangan untuk mencapai keadilan gender yang dimana relasi antar perempuan dan laki-laki tidak saling mendominasi, tidak mendiskriminasi, dan saling menghormati satu sama lain