Pembelajaran Berdiferensiasi

 sebelum membahas pembelajaran berdiferensiasi, izin mmbagikan insight baru mengenai merdeka belajar, mungkin sudah sangat terlambat untuk membahas hal ini, tapi menurutku terkadang guru sering lupa dengan hal-hal kecil yang dimana akan menjadi dampak kedepan bagi siswanya. merdeka belajar tidak melulu soal belajar semaunya tanpa ada arahan dan dampingan dari guru atau lainnya. merdeka belajar yang aku tangkap adalah ketika guru dan siswa sama-sama memberikan rasa aman dan nyaman saat proses pembelajaran berlangsung. sehingga pembelajaran terlaksana dengan aktif dan semua siswa memahami serta menangkap pembelajaran yang diberikan oleh guru. 

tapi tau ga? kita sering lupa bahwa sebetulnya siswa mempunyai kondisi dan pengalaman yang unik atau yang berbeda-beda. tentu dari pengalaman dan kondisi tersebut akan mempengaruhi bagaimana mereka menjalani proses pembelajaran yang akan dilaluinya. contoh halnya ketika guru membuka proses pembelajaran yang diawali dengan do'a lalu langsung masuk materi, tanpa tahu betul apakah siswanya sudah siap mengikuti pembelajaran atau tidak, nah hal tersebut seringkali kita lupa. 

guru harus yakin dan percaya bahwa semua siswa memiliki prilaku yang unik, ketika kita berhadapan dengan siswa sebanyak 30 dalam 1 kelas, bayangkan dalam 1 kelas tersebut pasti semuanya memiliki kesiapan belajar, gaya belajar, yang berbeda-beda. lalu model pembelajaran seperti apa yang harus guru terapkan untuk memfasilitasi siswa dengan gaya belajar yang beragam? 

salah satu model yang ditearapkan dalam menjawab dari pemasalahan diatas adalah pembelajaran berbasis berdiferensiasi, apa itu? pembelajaran berdiferensiasi merupakan model pembelajaran yang dimana guru melakukan berbagai cara yang berbeda untuk mmenuhi atau memfasilitasi kebutuhan belajar siswa. contoh ketika guru sudah mengetahui gaya belajar siswa baik visual yaitu gaya  belajar dengan cara melihat gambar atau lebih dominan hanya melihat contohnya membaca, audio yaitu belajar cukup mendengarkan, audiovisual yaitu gaya belajar yang suka dengan mendengar dan melihat gambar (video), maupun kinestetik contohnya seperti olahraga. ketika guru memfasilitasi semua gaya belajar siswa yang berbeda-beda maka, siswa akan memahami materi yang disampaikan oleh guru. 

misalnya ketika siswa dengan gaya belajar audiovisual maka kita tampilkan video pembelajaran dan menyuruh siswa untuk menyimak video tersebut, siswa dengan gaya belajar visual guru menampilkan gambar sesuai dengan materi dan tujuan dari pembelajaran tersebut, siswa dengan gaya beajar audio maka guru menerangkan penjelasan mengenai materinya, dan kinestetik guru membuat game yang dimana game itu berisi tentang materi yang dipelajari. pembelajaran berdiferensiasi tidak harus 1 pertemuan guru memfasilitasi semua gaya belajar anak, guru bisa menjadwalkan pertemuan pertama memfasilitasi siswa dengan gaya belajar audiovisual, pertemuan selanjutnya memfasilitasi sisa dengan gaya belajar lain, dan seterusnya. 

akan tetapi, pembelajaran berdiferensiasi tentunya dilakukan dengan fasilitas yang memadai, ditambah guru harus slalu kreatif membuat media pembelajaran yang memenuhi gaya belajar anak yang berbeda-beda. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gadis Kretek : Perempuan perokok hingga Trauma 65

pembullyan yang dilakukan anak sekolah, salah siapa?

Haid bukan hal yang tabu!